PEMBINAAN (Directing)
|
PENDAHULUAN
Suatu
organisasi akan berjalan dan bergerak maju, sangat tergantung dari upaya
pembinaan atau perintah dari pemimpinnya. Pembinaan (directing) merupakan salah satu fungsi penting dalam manajemen. Menurut Fayol, seorang manajer harus
mengetahui dan mampu sedemikian rupa
mempertahankan sudut pandang dan kepercayaan karyawannya, agar dapat menerima
perintah yang diberikan.
Memberikan pembinaan secara tepat,
tentang apa yang diharapkan dari pekerjaannya secara jelas merupakan kegiatan
utama. Pembinaan harus mempunyai tujuan yang jelas, karena fungsi pembinaan
berhubungan langsung dengan upaya dalam meningkatkan kinerja perawat/bidan dan
merealisasikan tujuan pelayanan. Fayol mendefinisikan bahwa koordinasi
merupakan satu upaya untuk menciptakan keselarasan diantara semua kegiatan
untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan.
PENGERTIAN
Menurut Urwick pembinaan
adalah suatu “komando" untuk melihat bahwa kepentingan individu tidak
mengganggu kepentingan umum, akan tetapi melindungi kepentingan umum dan akan menjamin masing-masing unit memiliki
pemimpin yang kompeten dan energik. Keberhasilan kesatuan tersebut dalam
manajemen modern disebut pembinaan atau directing.
FUNGSI PEMBINAAN
Fungsi pembinaan adalah untuk
membuat agar karyawan melakukan tugas sesuai dengan apa yang diinginkan untuk
mencapai tujuan organisasi, meningkatkan semangat korps..
Roland dan Rowland menyatakan bahwa pembinaan dimulai
dengan mempertahankan tindakan terhadap
tujuan yang diinginkan ”yang saling terkait dengan kepemimpinan”.
Menurut Rowland, gaya
kepemimpinan seorang manajer akan
menjadi faktor utama dalam menjalankan fungsi pembinaan. Menurut Roland fungsi ini melibatkan gaya, kualitas dan kewenangan seorang pemimpin termasuk
aktifitas lainnya seperti komunikasi, disiplin dan motivasi. Bila fungsi
perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak menyangkut aspek-aspek abstrak
manajemen, kegiatan pembinaan langsung menyangkut orang-orang yang terlibat
dalam organisasi.
"Leading" adalah istilah yang lebih tepat untuk fungsi
pembinaan, karena pemimpin adalah orang yang menghasilkan sesuatu melalui
kegiatan orang lain (stafnya) untuk mencapai tujuan organisasi. Semua prinsip-prinsip manajemen
keperawatan/kebidanan termasuk pembinaan atau leading dapat diterapkan o1eh pimpinan keperawatan pada semua
level, khususnya "First Line Manager" yang langsung berhubungan dan
mewujudkan tujuan organisasi melalui asuhan yang diberikan. Diawali dengan
menyelesaikan misi, tujuan dan sasaran
departemen atau unit yang akan membina
semua personil keperawatan /kebidanannya
untuk memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan sehingga vitalitas organisasi dapat dipertahankan .
Berikut ini beberapa kegiatan yang terkait dengan Fungsi Pembinaan :
- Menerapkan teori keperawatan/kebidanan.
- Membuat dan menggunakan rencana
strategis dan taktis dengan menerima masukan dari staf keperawatan kebidanan untuk memudahkan
perencanaan operasional.
- Memudahkan pencapaian visi,
misi, tujuan dan sasaran organisasi.
- Memfasilitasi
dan mempertahankan sumber-sumber yang ada (SDM, alat/fasilitas)
- Menjaga atau mempertahankan
moral yang baik.
- Memfasilitasi dan memberikan program
pelatihan atau pendidikan berkelanjutan untuk mempertahankan kompetensi.
- Menyediakan
dan mempertahankan standar dalam bentuk kebijakan, prosedur, peraturan
dan regulasi.
- Mengkoordinasikan disiplin dalam semua aspek
kegiatan.
- Memudahkan dan
mempertahankan hubungan interpersonal.
- Memberikan kesempatan untuk
konseling.
- Membangun dan
mempertahankan kepercayaan dan kerja tim.
- Mengatasi atau me-manage konflik.
- Mengorganisir sumber daya
manusia potensial sebagai aset organisasi.
- Mendelegasikan wewenang.
Teori pengembangan manajemen
hubungan antar manusia, mendukung suatu pendekatan untuk pembinaan. Seorang
manager perawat atau bidan diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan
terkini agar dapat membina stafnya secara maksimal, dalam rangka menghasilkan
kinerja yang berkualitas tinggi. Selain itu, seorang manajer harus memiliki
kiat-kiat untuk membawa stafnya yang berbeda, agar dapat bekerjasama dalam
mencapai tujuan organisasi. Untuk itu, seorang manajer harus lebih banyak
mengetahui seluk beluk yang berhubungan dengan peraturan, kebijakan, prosedur
atau standar, program atau perencanaan baru dalam organisasi. Kecerdikannya dalam memanfaatkan kemampuan memimpin
sangat diperlukan. Pembinaan yang efektif akan meningkatkan kemampuan dan
kemauan staf dalam menciptakan keselarasan antara tujuan manajemen keperawatan
dan tujuan staf perawat atau bidan. Sebagai fasilitator, manajer perawat dan
bidan harus mampu membina stafnya agar dapat mengelola dirinya sendiri dalam
kerja tim
TUJUAN
PEMBINAAN
- Mengkoordinir kegiatan staf
pelaksana, agar kegiatan yang beragam terkoordinir pada satu arah atau
satu tujuan.
- Memelihara
hubungan atau komunikasi interpesonal antara pimpinan dan staf.. Melalui
pembinaan yang diberikan atasan dapat menyalurkan ide-idenya sedemikian
rupa sehingga staf dapat memahami dengan tepat apa yang diharapkan dari
dirinya.
- Mendidik atau memberikan
tambahan pengetahuan/pengalaman bagi staf.
- Pengawasan
atau pengendalian, pembinaan dimaksudkan agar tidak terjadi penyimpangan
dan diarahkan pada tujuan organisasi.
Pendelegasian
(pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting dalam fungsi
pembinaan. Sebagai manajer perawat dan bidan menerima prinsip-prinsip delegasi
agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada
bawahannya.
Ada empat kegiatan dalam delegasi wewenang:
1.
Manager
perawat/bidan menetapkan dan memberikan tugas dan tujuannya kepada orang yang
diberi pelimpahan;
2.
Manajer
melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan;
3.
Perawat/bidan
yang menerima delegasi baik eksplisit maupun implisit menimbulkan kewajiban dan
tanggung jawab.
4.
Manajer
perawat/bidan menerima pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas hasil yang telah
dicapai.
ALASAN PENDELEGASIAN
Ada beberapa alasan mengapa
pendelegasian diperlukan.
- Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan
mencapai hasil yang lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri.
- Agar organisasi berjalan lebih efisien.
- Pendelegasian
memungkinkan manajer perawat/bidan dapat memusatkan perhatian terhadap
tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
- Dengan
pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang, bahkan
dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk belajar dari kesalahan
atau keberhasilan.
Manajer
perawat/bidan seharusnya lebih cermat dalam mendelegasikan tugas dan
wewenangnya, mengingat kegiatan perawat dan bidan berhubungan dengan
keselamatan orang lain (pasen). Oleh karena itu sebelum mendelegasikan tugas/wewenang hendaknya
dipahami benar tingkat kemampuan dari perawat/bidan yang akan diberikan
delegasi.
Cara
manajer perawat/bidan dalam melakukan pendelegasian
- Membuat perencanaan ke depan
dan mencegah masalah.
- Menetapkan tujuan dan
sasaran yang realistis
- Menyetujui standar kerja
- Menyelaraskan tugas atau
kewajiban dengan kemampuan bawahan
- Melatih dan mengembangkan staf bawahan dengan
memberikan tugas dan wewenang baik secara tertulis maupun lisan.
- Melakukan kontrol dan mengkoordinasikan pekerjaan
bawahan dengan mengukur pencapaian tujuan berdasarkan standar serta
memberikan umpan balik prestasi yang dicapai.
- Kunjungi bawahan lebih sering dan dengarkan keluhan
- keluhannya.
- Bantu mereka untuk memecahkan masalahnya dengan
memberikan ide ide baru yang
bermanfaat.
- Memberikan ‘reward’ atas hasil yang dicapai.
- Jangan mengambil kembali tugas yang sudah
didelegasikan.
TEKNIK PENDELEGASIAN
Manajer perawat/bidan pada
seluruh tingkatan dapat menyiapkan tugas-tugas yang dapat didelegasikan dari
eksekutif perawat sampai eksekutif departemen atau kepala unit, dan dari kepala
unit sampai perawat/bidan klinis. Delegasi mencakup kewenangan untuk
persetujuan, rekomendasi atau pelaksanaan. Tugas-tugas seharusnya dirangking dengan
waktu yang diperlukan untuk melaksanakannya dan sebaiknya satu kewajiban didelegasikan pada satu waktu.
KAPAN TIDAK PERLU DILAKUKAN DELEGASI
Hindari mendelegasikan kekuasaan dan
tetap mempertahankan moral dalam pelaksanaannya. Kontrol
dilakukan khusus pada pekerjaan yang
sangat teknis atau tugas tugas yang melibatkan kepercayaan. Hal ini merupakan
hal yang kompleks dalam manajemen keperawatan/kebidanan, sehingga memerlukan pengetahuan dan kemampuan yang
khusus. Manajer perawat/bidan yang akan menangani hal tersebut seharusnya memiliki kemampuan ilmu manajemen
dan perilaku. Mendelegasikan tugas dan
tanggung jawab dapat menyebabkan
perawat/bidan klinis berasumsi bahwa manajer tidak mampu untuk menangani
tanggung jawab kepemimpinannya
terhadap manajemen
keperawatan/kebidanan.
Bagan 1. Hambatan
- Hambatan Pendelegasian
Hambatan hambatan
pada delegator
|
1.
Kemampuan yang diragukan oleh
dirinya sendiri
2.
Meyakini bahwa seseorang “mengetahui semua rincian”
3.
“Saya dapat melakukannya lebih
baik oleh diri saya sendiri” buah pikiran yang keliru.
4.
Kurangnya
pengalaman dalam pekerjaan atau dalam mendelegasikan
5.
Rasa tidak aman
6.
Takut tidak disukai
7.
Penolakan untuk mengakui
kesalahan
8.
Kurangnya kepercayaan pada
bawahan
9.
Kesempurnaan, menyebabkan
kontrol yang berlebihan
10.
Kurangnya
ketrampilan organisasional dalam menyeimbangkan beban kerja
11.
Kegagalan
untuk mendelegasikan kewenangan yang sepadan dengan tanggung jawab.
12. Keseganan
untuk mengembangkan bawahan
13. Kegagalan
untuk menetapkan kontrol dan tindak
lanjut yang efektif.
|
A.
Hambatan
hambatan pada yang diberi delegasi
|
1.
Kurangnya pengalaman
2.
Kurangnya kompetensi
3.
Menghindari tanggung jawab
4.
Sangat tergantung dengan boss
5.
Kekacauan [disorganization]
6.
Kelebihan beban kerja
7.
Terlalu memperhatikan
hal hal yang kurang bermanfaat
|
B.
Hambatan hambatan dalam situasi
|
1.
Kebijakan tertuju pada satu
orang
2.
Tidak ada toleransi kesalahan
3.
Kekritisan keputusan
4.
Urgensi,
tidak ada waktu untuk menjelaskan [krisis manajemen]
5.
Kebingungan
dalam tanggung jawab dan kewenangan.
6.
Kekurangan tenaga
|
SUMBER : reprinted, with permission of the publisher, from the
time trap by alec Mackenzie, 1972 AMACOM, a division of American Management
Association. All rights reserved.
Agar pendelegasian menjadi efektif, diperlukan cara untuk
menanggulangi hambatan tersebut diatas, Louis Allen mengemukakan beberapa
teknik khusus untuk membantu manager perawat dan bidan dalam melakukan
delegasi:
1.
Tetapkan
tujuan, perawat/bidan pelaksana harus diberitahu maksud dan pentingnya tugas
yang didelegasikan.
2.
Tegaskan
tanggung jawab dan wewenangnya dan berikan informasi yang jelas apa yang harus
dipertanggungjawabkan serta sumber-sumber yang tersedia untuk pelaksanaan
tugasnya sebagai perawat/bidan
3.
Berikan motivasi dan dorongan agar percaya diri dalam menerima tanggung
jawab.
4.
Meminta penyelesaian tugas yang didelegasikan dalam batas waktu yang jelas.
5.
Berikan latihan untuk mengembangkan pekerjaannya agar menjadi lebih baik
6.
Adakan pengawasan yang memadai baik langsung maupun melalui laporan.
Tegaskan kapan laporan harus selesai dan hal-hal yang diperlukan dalam laporan
(singkat dan padat).
Pembinaan
merupakan salah satu aspek penting dalam mengelola asuhan/pelayanan
keperawatan/kebidanan karena mempunyai fungsi yang dapat menggerakkan staf
kearah pencapaian tujuan. Keberhasilan sangat tergantung dari gaya kepemimpinan manager perawat atau
bidan dan pola komunikasi yang diterapkan dalam memberikan pembinaan. Selain
itu pendelegasian dan kemampuan mengkoordinasikan pekerjaan menjadi bagian
penting dari fungsi pembinaan. Pendelegasian tugas dan wewenang yang efektif
akan dapat mengurangi kelemahan-kelemahan dalam melakukan pmbinaan. Oleh
karena itu pemahaman manajer dalam
pendelegasian tugas dan wewenang serta pemahaman perawat dan bidan tentang arti pendelegasian
menjadi penting dalam meningkatkan kinerja perawat dan bidan.
EVALUASI
1.
Jelaskan fungsi pembinaan (directing)
2.
Sebutkan tujuan pembinaan.
3.
Apa hubungan delegasi dan pembinaan ?
4.
Sebutkan
masing-masing lima hambatan dari pihak manajer dan penerima delegasi.
5.
Apa saja yang perlu dilakukan agar pendelegasian efektif?