DISIPLIN KERJA
PENDAHULUAN
Disiplin
sangat penting untuk
pertumbuhan organisasi, digunakan terutama untuk memotivasi pegawai agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara
perorangan maupun kelompok.
Disamping itu disiplin bermanfaat
mendidik pegawai untuk mematuhi dan
menyenangi peraturan, prosedur, maupun
kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik.
Kurang
pengetahuan tentang peraturan,
prosedur, dan kebijakan yang
ada merupakan penyebab
terbanyak tindakan indisipliner. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut pihak
pimpinan sebaiknya memberikan
program orientasi kepada tenaga perawat/bidan
yang baru pada hari pertama
mereka bekerja, karena
perawat/bidan tidak dapat
diharapkan bekerja dengan baik dan
patuh, apabila peraturan/prosedur atau
kebijakan yang ada tidak diketahui, tidak jelas, atau tidak
dijalankan sebagai mestinya. Selain
memberikan orientasi, pimpinan
harus menjelaskan secara rinci
peraturan peraturan yang sering
dilanggar, berikut rasional dan konsekwensinya. Demikian pula peraturan/prosedur atau kebijakan yang mengalami perubahan atau diperbaharui,
sebaiknya diinformasikan kepada
staf melalui diskusi aktif.
Tindakan disipliner
sebaiknya dilakukan, apabila
upaya pendidikan yang diberikan telah gagal, karena tidak ada orang
yang sempurna. Oleh sebab itu, setiap individu diizinkan untuk melakukan kesalahan
dan harus belajar dari kesalahan tersebut. Tindakan
indisipliner sebaiknya
dilaksanakan dengan cara yang
bijaksana sesuai dengan prinsip dan
prosedur yang berlaku menurut tingkat pelanggaran
dan klasifikasinya.
PENGERTIAN
§
Disiplin berasal
dari akar kata
“disciple“ yang berarti
belajar.
Disiplin merupakan
arahan untuk melatih dan membentuk
seseorang melakukan sesuatu menjadi lebih
baik.
§
Disiplin
adalah suatu proses yang dapat menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan tujuan
organisasi secara obyektif,
melalui kepatuhannya menjalankan peraturan
organisasi.
Sanksi indisipliner
dilakukan untuk mengarahkan
dan memperbaiki perilaku pegawai dan bukan
untuk menyakiti. Tindakan disipliner
hanya dilakukan pada pegawai
yang tidak dapat mendisiplinkan
diri, menentang/tidak dapat mematuhi
praturan/prosedur organisasi. Melemahnya
disiplin kerja akan mempengaruhi moral pegawai maupun pelayanan pasen secara langsung, oleh karena itu tindakan
koreksi dan pencegahan terhadap
melemahnya peraturan harus
segera diatasi oleh
semua komponen yang terlibat
dalam organisasi.
Asumsi : Tidak ada orang yang sempurna, oleh sebab itu setiap
individu diizinkan untuk melakukan kesalahan
dan belajar dari kesalahan
tersebut. Tindakan koreksi dilakukan
apabila individu tidak dapat
mematuhi peraturan sesuai standar minimal atau tidak dapat meningkatkan
tujuan organisasi.
PRINSIP-PRINSIP Disiplin
1.
Pemimpin mempunyai
prilaku positif
Untuk dapat
menjalankan disiplin yang
baik dan benar, seorang
pemimpin harus dapat menjadi role model/panutan bagi
bawahannya. Oleh karena itu seorang
pimpinan harus dapat
mempertahankan perilaku yang positif sesuai
dengan harapan staf.
2.
Penelitian
yang Cermat
Dampak dari tindakan
indisipliner cukup serius,
pimpinan harus memahami akibatnya. Data dikumpulkan secara faktual, dapatkan informasi dari
staf yang lain, tanyakan secara
pribadi rangkaian pelanggaran
yang telah dilakukan, analisa, dan bila
perlu minta pendapat dari
pimpinan lainnya.
3.
Kesegeraan
Pimpinan
harus peka terhadap pelanggaran yang
dilakukan oleh bawahan sesegera
mungkin dan harus diatasi
dengan cara yang bijaksana. Karena, bila dibiarkan menjadi kronis, pelaksanaan disiplin
yang akan ditegakkan
dapat dianggap lemah, tidak
jelas, dan akan mempengaruhi hubungan
kerja dalam organisasi tersebut.
4.
Lindungi
Kerahasiaan (privacy)
Tindakan indisipliner akan mempengaruhi
ego staf, oleh karena itu akan
lebih baik apabila permasalahan didiskusikan secara pribadi, pada ruangan tersendiri dengan suasana yang rileks dan
tenang. Kerahasiaan harus tetap dijaga karena mungkin dapat mempengaruhi masa depannya .
5.
Fokus pada Masalah.
Pimpinan
harus dapat melakukan
penekanan pada kesalahan yang dilakukan bawahan dan bukan pada
pribadinya, kemukakan bahwa kesalahan yang dilakukan tidak dapat dibenarkan.
6.
Peraturan
Dijalankan Secara Konsisten
Peraturan
dijalankan secara konsisten, tanpa pilih kasih. Setiap pegawai yang bersalah harus dibina sehingga
mereka tidak merasa dihukum dan dapat menerima sanksi yang dilakukan secara
wajar.
7.
Fleksibel
Tindakan disipliner
ditetapkan apabila seluruh informasi
tentang pegawai telah di
analisa dan dipertimbangkan. Hal yang
menjadi pertimbangan antara lain adalah tingkat kesalahannya, prestasi pekerjaan yang lalu, tingkat kemampuannya dan pengaruhnya terhadap
organisasi
8.
Mengandung Nasihat
Jelaskan secara
bijaksana bahwa pelanggaran yang
dilakukan tidak dapat diterima. File
pegawai yang berisi catatan
khusus dapat digunakan sebagai
acuan, sehingga mereka dapat
memahami kesalahannya.
9.
Tindakan
Konstruktif
Pimpinan harus yakin
bahwa bawahan telah memahami perilakunya bertentangan dengan tujuan organisasi dan jelaskan kembali pentingnya
peraturan untuk staf maupun
organisasi. Upayakan agar staf
dapat merubah perilakunya
sehingga tindakan
indisipliner tidak terulang lagi.
10. Follow
Up (Evaluasi)
TUJUAN disiplin
Difokuskan untuk mengoreksi penampilan kerja agar peraturan
kerja dapat diberlakukan secara
konsisten. Tidak bersifat menghakimi dalam memberlakukan hukuman
atas tindakan indisipliner.
Teguran
Secara Lisan
Teguran secara
lisan terbatas dalam
hal mengingatkan perawat untuk
kesalahan yang kecil dan baru pertama
kali dilakukan. Sebagai suatu
tindakan koreksi, biasanya
teguran dilakukan secara pribadi dengan
cara yang bersahabat dengan tetap memperhatikan situasi
dan kondisi lingkungan. Bantu bawahan untuk
membuat keputusan agar tidak mengulangi
kesalahannya. Buat catatan khusus
bahwa perawat telah melakukan konsultasi, catat waktu, tempat, dan permasalahannya, serta kesimpulan konsultasi. Dokumen
dimasukkan kedalam file pribadi perawat.
Teguran
Secara Tertulis
Teguran
secara tertulis dilakukan
apabila pelanggaran diulangi kembali, tidak menunjukan perbaikan
atau pelanggarannya cukup serius. Dalam
teguran secara tertulis, harus dicantumkan nama pegawai, nama pimpinan, permasalahannya, rencana perbaikan, dan batas waktu perbaikan serta
konsekwensi nya apabila pelanggaran
diulangi. Bawahan harus membaca dan memahami sanksi yang diberikan dan disepakati
bersama. Dokumen dimasukan
ke dalam file pribadi pegawai dan tembusannya diberikan kepada yang
bersangkutan. Sanksi biasanya
disesuaikan dengan kebijakan institusi atau organisasi setempat.
Keputusan Terakhir/Skors
Keputusan terakhir
atau terminasi dilakukan
karena pimpinan melihat bahwa kesalahan yang dilakukan oleh
bawahan sudah sangat serius dan selama batas waktu
perbaikan perilaku bawahan tidak memperlihatkan perubahan.
Keputusan terakhir biasanya
dilakukan dengan melibatkan pimpinan
organisasi/Departemen. Keputusan
terakhir /skors dapat dilakukan
dengan berbagai cara tergantung pada tingkat kesalahannya maupun kebijakan
dari institusi / organisasi. Antara lain
adalah : Penurunan pangkat, mutasi,
penundaan kenaikan pangkat / berkala,
penurunan insentif, tidak
diperkenankan bekerja untuk
jangka waktu pendek , jangka waktu panjang, atau akhirnya diberhentikan / dikeluarkan.
IMPLEMENTASI PROSEDUR disiplin
Persiapan
§
Tangung
jawab yang dilanggar
sebagai bukti..
Objektif
§
Pelanggaran yang dilakukan harus
diteliti dengan cermat , dengan bukti
yang nyata, sebelum tindakan
disipliner yang dilakukan.
§
Tindakan
indisipliner harus dilakukan dengan adil.
§
Seleksi yang adil tidak pilih kasih.
Kerahasiaan
§
Catatan harus dijaga kerahasiaannya.
§
Wawancara dilakukan
dengan rileks diruangan
tertutup dan tenang.
§
Hormati hak individu, beri kesempatan untuk mengemukakan pendapat.
§
Diskusikan masalahnya
bukan pribadinya.
Modifikasi Perilaku
Dapatkah
perilaku bawahan dirubah
oleh perubahan perilaku pimpinan
?
Apakah perilaku
pimpinan dapat digunakan
sebagai contoh yang baik dan layak ditiru oleh bawahannya ?
Ada beberapa cara
yang dapat digunakan pimpinan
untuk menstimulasi bawahan agar
dapat merubah perilaku yang kurang baik kearah yang
lebih baik sehingga peningkatan kinerja
sesuai standar dapat dicapai:
Penguatan
yang positif
Penguatan positif akan
meningkatkan kemungkinan individu untuk mengulangi kembali
tindakan yang diharapkan. Hal ini
dapat dilakukan dengan segera
memberikan pujian terhadap hal
positif yang dilakukan bawahan .
Contoh :
“
Anda telah mengumpulkan informasi yang berharga selama anda
mewawancarai Tn. Saroja “
“
Saya sangat menghargai
perawat yang menghadiri
pertemuan ini “
Hal lain
yang dapat digunakan untuk menstimulasi bawahan adalah dengan memberikan umpan balik,
seperti : perhatian, hadiah, tugas
khusus, naik jabatan, pujian, senyuman
dan lain-lain. Pengakuan adalah
salah satu penguatan yang mudah
dilakukan disamping murah. Oleh karena itu seorang pemimpin harus mengetahui dan memahami bentuk dorongan seperti apa
yang perlu diberikan pada setiap
bawahan dalam berbagai situasi.
KESIMPULAN
Disiplin kerja
sangat penting digunakan sebagai arahan untuk membentuk dan melatih seseorang
melakukan sesuatu menjadi baik, dan merupakan proses untuk menumbuhkan perasaan seseorang dalam mempertahankan dan meningkatkan tujuan
organisasi secara objektif
melalui kepatuhannya manjalankan peraturan organisasi.
Koreksi dan pencegahan terhadap
melemahnya peraturan harus segera
diatasi dan dilakukan oleh semua komponen yang terlibat
dalam organisasi. Karena melemahnya
disiplin kerja dalam organisasi
akan secara langsung mempengaruhi
moral pegawai maupun terhadap pelayanan yang diberikan.
Sanksi indisipliner dilakukan untuk mengarahkan dan memperbaiki perilaku pegawai dan bukan
untuk menyakiti, oleh karena itu harus
dilakukan secara adil dan
bijaksana.
EVALUASI
1.
Apakah pengertian Disiplin ?
2.
Apa tujuan
Disiplin bagi saudara ?
3.
Sebutkan
prinsip-prinsip dalam menetapkan tindakan Indisipliner ?
4.
Sebutkan
tahapan-tahapan tindakan Indisipliner ?
5.
Sebutkan
contoh tindakan Modifikasi Perilaku ?