Setiap kelompok dalam satu
organisasi, dimana didalamnya terjadi interaksi antara satu dengan
lainnya, memiliki kecenderungan
timbulnya konflik. Dalam institusi layanan kesehatan terjadi kelompok
interaksi, baik antara kelompok staf dengan staf, staf dengan pasen, staf
dengan keluarga dan pengunjung, staf dengan dokter, maupun dengan lainnya yang
mana situasi tersebut seringkali
dapat memicu terjadinya konflik.
Konflik sangat erat kaitannya dengan perasaan manusia, termasuk perasaan
diabaikan, disepelekan, tidak dihargai,
ditinggalkan, dan juga perasaan jengkel karena kelebihan beban kerja.
Perasaan-perasaan tersebut sewaktu-waktu dapat memicu timbulnya kemarahan. Keadaan tersebut akan mempengaruhi
seseorang dalam melaksanakan kegiatannya secara langsung, dan dapat menurunkan
produktivitas kerja organisasi secara tidak langsung dengan melakukan banyak kesalahan
yang disengaja maupun tidak disengaja.
Dalam suatu organisasi,
kecenderungan terjadinya konflik,
dapat disebabkan oleh suatu perubahan secara tiba-tiba, antara lain: kemajuan
teknologi baru, persaingan ketat, perbedaan kebudayaan dan sistem nilai, serta
berbagai macam kepribadian individu.
§
Situasi yang
terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang diantara
beberapa orang, kelompok atau organisasi.
§
Sikap saling
mempertahankan diri sekurang-kurangnya
diantara dua kelompok, yang memiliki tujuan dan pandangan berbeda, dalam upaya mencapai satu tujuan sehingga mereka berada
dalam posisi oposisi, bukan kerjasama.
Konflik bisa
jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang positif apabila dikelola
dengan baik. Misalnya, konflik dapat menggerakan suatu perubahan :
§ Membantu setiap orang untuk saling
memahami tentang perbedaan pekerjaan dan tanggung jawab mereka.
§ Memberikan saluran baru untuk
komunikasi.
§ Menumbuhkan semangat baru pada
staf.
§ Memberikan kesempatan untuk
menyalurkan emosi.
§
Menghasilkan distribusi sumber tenaga
yang lebih merata dalam organisasi.
Apabila konflik mengarah pada kondisi destruktif, maka
hal ini dapat berdampak pada penurunan efektivitas kerja dalam organisasi
baik secara perorangan maupun kelompok, berupa penolakan, resistensi
terhadap perubahan, apatis, acuh tak acuh, bahkan mungkin muncul luapan emosi
destruktif, berupa demonstrasi.
Konflik dapat berkembang karena
berbagai sebab sebagai berikut:
1.
Batasan
pekerjaan yang tidak jelas
2.
Hambatan
komunikasi
3.
Tekanan
waktu
4.
Standar,
peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal
5.
Pertikaian
antar pribadi
6.
Perbedaan
status
7.
Harapan yang
tidak terwujud
Konflik dapat dicegah atau dikelola
dengan:
1.
Disiplin: Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik. Manajer perawat harus mengetahui dan memahami
peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus
mencari bantuan untuk memahaminya.
2.
Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan: Konflik dapat dikelola
dengan mendukung perawat untuk mencapai tujuan sesuai dengan pengalaman dan
tahapan hidupnya. Misalnya; Perawat
junior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk mengikuti pendidikan
kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan
bagi perawat senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
3.
Komunikasi: Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang
terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk menghindari konflik adalah dengan
menerapkan komunikasi yang efektif dalam
kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat
dijadikan sebagai satu cara hidup.
4.
Mendengarkan secara aktif: Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting
untuk mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer perawat
telah memiliki pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali
permasalahan para pegawai sebagai tanda
bahwa mereka telah mendengarkan.
Pendekatan
dalam resolusi konflik tergantung pada :
q Konflik itu sendiri
q Karakteristik orang-orang yang
terlibat di dalamnya
q Keahlian individu yang terlibat dalam penyelesaian
konflik
q Pentingnya isu yang menimbulkan konflik
q Ketersediaan waktu dan tenaga
STRATEGI :
q Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah
yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya
tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang
memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer
perawat yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan
“Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan
tanggal untuk melakukan diskusi”
q Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur
strategi pemecahan masalah, khususnya
apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan
timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan
pada mereka untuk membuat keputusan.
Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain
dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
q Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki
lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau
ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin
bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk
alasan-alasan keamanan.
q Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada
waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat
menguntungkan semua pihak.
q Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
-
Pemecahan
sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai
tujuan kerja yang sama.
-
Perlu adanya
satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya.
PETUNJUK PENDEKATAN
SITUASI KONFLIK :
q Diawali melalui
penilaian diri sendiri
q Analisa isu-isu
seputar konflik
q Tinjau kembali dan
sesuaikan dengan hasil eksplorasi diri
sendiri.
q Atur dan rencanakan
pertemuan antara individu-individu yang terlibat konflik
q Memantau sudut pandang dari semua individu yang terlibat
q Mengembangkan dan
menguraikan solusi
q Memilih solusi dan melakukan tindakan
q Merencanakan pelaksanaannya
PERTANYAAN:
1.
Apa sumber dari konflik yang sedang terjadi ?
2.
Jika Anda sebagai kepala ruang/koordinator, yang bertanggung jawab atas
situasi yang terjadi, darimana Anda akan memulai mencari pemecahan masalah ini
?
3.
Anda dapat
memilih satu cara penanggulangan konflik, dan uraikan pendapat anda.
4.
Hal positif apa yang dapat diambil
dari konflik diatas
Hubungan interpersonal antara perawat dengan, kolega,
kelompok, keluarga pasen maupun orang lain
dapat merupakan sumber terjadinya konflik, oleh sebab itu perawat
harus mengetahui dan memahami manajemen
konflik. Penyebab konflik meliputi: ketidakjelasan uraian tugas, gangguan
komunikasi, tekanan waktu, standar, kebijakan yang tidak jelas, perbedaan
status, dan harapan yang tidak tercapai. Konflik dapat dicegah atau diatur
dengan menerapkan disiplin, komunikasi efektif, dan saling pengertian antara sesama rekan kerja.
Untuk
mengembangkan alternatif solusi agar dapat mencapai satu kesepakatan dalam
pemecahan konflik ,diperlukkan komitmen yang sungguh sungguh . Ada beberapa
stragtegi yang dapat digunakan, antara lain ; akomodasi, kompetisi, kolaborasi,
negosiasi, dan kompromi. Diharapkan Manajer Perawat dapat memahami dan menggunakan
keahliannya secara khusus untuk mencegah dan mengatur konflik.
EVALUASI
1.
Sebutkan
definisi konflik?
2.
Sebutkan
faktor penyebab konflik?
3.
Sebutkan aspek positif dari konflik?
4.
Sebutkan 2 –
3 strategi pemecahan konflik?
5.
Jelaskan langkah – langkah 1 cara pemecahan konflik !